Senin, 19 September 2011

Sekolah Kader Bangsa ~


MENILIK SEKOLAH KADER BANGSA, KINI

Krisis multidimensi bangsa ini sudah sangat demikian parah sehingga melahirkan berbagai permasalahan diantaranya kemiskinan, pengangguran, KKN, kejahatan dsb. Begitu kompleksnya problematika bangsa Indonesia sehingga membutuhkan pemimpin intelektual yang bermoral. Dalam mempersiapkan pemimpin muda yang memahami kebutuhan nyata bangsa ini tentu bukan tanggungjawab pemerintah saja, namun kita memiliki andil untuk turut serta mempersiapkan pemimpin muda yang diharapkan bangsa. Berawal dari pandangan kebangsaan itulah timbul sebuah keinginan untuk sama-sama mencerdaskan mahasiswa dengan menyelenggarakan pendidikan bagi calon kader bangsa untuk membentuk karakter mereka. Kampus sebagai salah satu lembaga penyelenggara pendidikan adalah tempat yang produktif untuk memupuk karakter pemimpin muda Indonesia yang intelek dan bermoral.

Lembaga kemahasiswaan pun membutuhkan adanya pencerdas kader yang menawarkan kader berkompeten dalam pemenuhan pos-pos LK. Sekolah kader bangsa merupakan BSO BEM KM Unnes yang dirintis sejak tahun 2009. Pada kabinet pelangi, Departemen PSDM BEM KM meluncurkan Training Kader Bangsa yang memiliki tujuan sebagai iron stock kader aktivis LK. Tujuan itu tercapai dengan sambutan yang cukup menggembirakan dengan 53 peserta pengukuhan yang telah melalui training dan proses seleksi. Hingga angkatan kedua pada kepengurusan BEM KM 2010, SKB telah melahirkan 99 mahasiswa pengisi pos-pos kelembagaan diberbagai lini. Sejarah panjang SKB tentu diiringi dengan berbagai kendala diantaranya kesibukan anggota di LK amanah, mundurnya anggota dari aktivitas kemahasiswaan, SDM dari Departemen PSDM yang belum maksimal dan sebagainya. Kendala tersebut tidak serta merta melemahkan posisi SKB sebagai BSO yang mulai memiliki bargaining position di kampus. Awal tahun ajaran baru menjadi langkah SKB untuk semakin mengokohkan diri sebagai salah satu proses pendidikan mahasiswa dimana akan membekali mereka dengan kompetensi aktivis.

SKB diselenggarakan dalam rangka pemenuhan kebutuhan akan aktivis yang dirasa kurang memiliki kompetensi yang memadai. Dalam hal ini, anggota dibekali berbagai kompetensi yang mutlak dimiliki aktivis seperti public speaking, wawasan kebangsaan, administrasi dan anggaran, problematika bangsa dll. Pemenuhan kebutuhan aktivis kampus sudah tercapai dengan terserapnya alumni SKB dalam LK baik ditataran jurusan, fakultas maupun universitas.
Dalam perkembangan selanjutnya, SKB bukan badan yang kemudian stagnan pada perjalanan karirnya. SKB membutuhkan inovasi untuk menyempurnakan kondisi internal sehingga mampu memberikan fasilitas bagi anggota memperkaya kompetensi dan memenuhi kebutuhan kekampusan secara fungsional. Peran alumnus menjadi penting tatkala berhadapan dengan pengembangan tata kelola organisasi. Bekal yang didapatkan dari proses pendidikan selama 8 kali pertemuan merupakan modal dasar untuk memperbaiki dan meningkatkan pengelolaan sistem yang ada didalamnya. Optimalisasi peran inilah yang harus disadari alumnus SKB angkatan kedua saat ini.

Tulisan ini didedikasikan penuh pada pemimpin muda Indonesia selanjutnya, khususnya untuk :
Randy K. Chorul Amin. Citra Febriyanti. Mustafirin. Eva Agustiana. Evi Agustiani. Abdul Bakhirnudin. M Reza. Adi Sucahyanto. ---thank’s for experience all over the time, inspiring to fight, give the support more, more and more----

M Affif. Ali Arto. Ifa L. Wahyuli Ambar. Arma Setyo. Bhekti K. Eko A. Nauval I. Fathul R. Farisya P. Ana Nisa. Nurhafidhoh. Rizal F. Ribka. Rika. Nicky Surya. Ishlah. Syahrul. ---thank’s for your dedication to SKB from beginning till now, keep the other in our circle for Smile of Indonesia

Mohon maaf untuk yang belum tersebutkan namanya, dedikasi teman-teman tidak kalah hebatnya denagn yang lain.
n_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar