Sabtu, 15 Oktober 2011

Breaking News TKB

Semarang- Semangat dan rasa ingin tahu tergambar jelas pada banyak mahasiswa yang datang ke Stadium General yang diselenggarakan oleh BEMKM UNNES . Dalam salah satu sesi dalam SG tersebut, SKB mengambil sedikit waktu untuk memperkenalkan SKB pada sekitar 4000 mahasiswa yang hadir dalam SG tersebut dalam setiap sesi-nya. Adi Sucahyanto, mahasiswa Fakultas Hukum yang juga Kepala Sekolah SKB dan ketua SKB Angkatan I, menerangkan profil SKB dan beberapa kegiatan yang dilakukan selama kepemimpinannya menjadi Kepala Sekolah. Selain menjadi salah seorang pencetak aktivis mahasiswa dengan intelektual akademik dan juga pemahaman pada organisasi serta tetap tidak meninggalkan sisi religius dalam diri mahasiswa , SKB menjadi salah satu cara mahasiswa baru mengembangkan diri. Sebagai flow Up dalam acara SG tersebut, mahasiswa baru meluangkan waktu untuk menuju ke PKMU untuk mendaftar menjadi peserta TKB (Training Kader Bangsa). (arma-fe)

Breaking News TKB

Semarang- Training Kader Bangsa (TKB) BEMKM UNNES telah menemui babak baru dalam perjalanannya. Bagaimana selama beberapa waktu yang lalu telah terjadi pendaftaran dan penyeleksian. Dari 250 Peserta yang terdaftar da melakukan penyeleksian telah terpilih 132 mahasiswa yang telah resmi lolos seleksi penerimaan peserta TKB. TKB yang merupakan gerbang dari Sekolah Kader Bangsa (SKB) BEMKM UNNES. TKB sekaligus menjadi salah satu training yang akan di jalani oleh peserta dengan berbagai materi yang luar biasa. Dengan banyaknya peserta yang lolos seleksi ini , panitia mengharapkan banyaknya semangat dan pengalaman yang dapat di terima oleh peserta. Sehingga pada akhirnya banyak pula yang dapat lolos di tahap selanjutnya yaitu sekolah atau penambahan materi yang lebih dalam menuju pelantikan sebagai salah seorang dari Angkatan III Sekolah Kader Bangsa BEMKM UNNES. (arma-fe

Senin, 19 September 2011

SKB in Action






(arma/fe)

Mahasiswa



Sebagaimana alam ada dengan begitu sempurna dan seimbang. Mengapa kita tidak menirunya. Mengapa kita sibuk dengan berbagai aktualisasi diri yang kadang menjadi penyebab dan sumber dari segala kesombongan. Masihkah sadar kita bahwa alam sudah memberikan segala kebijakannya. Alam telah banyak memebrikan isyarat dan pembelajaran walau dalam bentuk yang tidak teraba dan terasa. Namun semua ada dan terselenggara di bumi ini. Kapan kita mencoba tersadar dan mau tahu akan apa yang terjadi disekitar kita. Mencoba untuk mau ikut serta dan sekedar ingin ikut berpartisipasi. Kita memang mahasiswa. Kita memang disini untuk belajar, namun apakah hanya gelar yang ingin kita dapatkan. Banyak pengetahuan tentang kehidupan yang layak dan patut untuk kita pelajari melebihi sededar secarik kertas S1 . karena sesungguhnya kehidupan lebih dari sekedar yang kita tahu , kawan. Kehidupan yang sesungguhnya melebihi dari apa yang kita bayanggkan.
Bukan menggurui bahkan bukan berarti saya sok eksis dengan berkata seperti ini. Tapi setidak ya saya tahu dan ingin berbagi pengetahuan dengan ini. Banyak hal yang bisa kita pelajari. Budaya politik, organisasi, tehnik lobby, dan segala macam kegiatan yang nantinya bisa jadi sebuah evaluasi diri dan bisa di aplikasikan ke arah kehidupan yang sesungguhnya.
Hal lain yang mengusik saya adalah sikap apastis yang sering kali saya lihat dan saya amati. Kawan.. ini bukan jamannya kita duduk diam dan menggerutu pada kebijakan pemerintah. Banyak hal bisa dipikirkan dan bisa kita selesaikan bila kita bergabung, bersatu pada barisan bersama banyak pihak untuk lebih mengetahui apa dan siapa yang sesungguhnya bertanggung jawab terhadap kejadian itu.
Ada banyak keinginan yang bisa tersalurkan kawan, akan ada pahlawan tanpa tanda jasa baru selain guru , yaitu kita.mahasiswa. kaum pemikir tanpa memikirkan apa rakyat tahu kalo mereka kita pikirkan. Apa rakyat bisa sekedar memahami apa demo itu yang sesungguhnya? Apa rakyat bisa sekedar menyambut baik aksi kami di jalan? Dapatkan masyaratkat mengerti kenapa kami demo dan inti masalah yang kami angkat, bukan hanya demo bikin macet, demo bikin kalut, dan demo itu mahasiswa, demo itu anarkis?
Paradigma yang perkembang di masyarakat tentunya pemiliki banyak aspek politik yang menungganginya. Terkadang kepentingan pilitik selalu dijadikan lahan untuk saling menjatuhkan maupun memblow-up seseorang. Bila ada hal lain yang kiranya tidak sesuai langsung ‘cut’ , tak bisa.. macam orde baru saja.
Ketika banyak paradigma di masyarakat. Kitalah pelanjutnya. Pilihan kita. Mau melanjutkan paradigma itu atau mengubahnya dengan paradigma baru yang sesungguhnya dan menjadikannya baik? Keputusan ada di tangan kita?
Dan pertanyaan mendasar dari semua itu..
Siapkah kita disebut agent of change?
Atau lebih kompleks, the creator OF change?
(arma/fe) 

muda bersemangat, tua bijaksana







(arma/fe)