Senin, 19 September 2011

SKB in Action






(arma/fe)

Mahasiswa



Sebagaimana alam ada dengan begitu sempurna dan seimbang. Mengapa kita tidak menirunya. Mengapa kita sibuk dengan berbagai aktualisasi diri yang kadang menjadi penyebab dan sumber dari segala kesombongan. Masihkah sadar kita bahwa alam sudah memberikan segala kebijakannya. Alam telah banyak memebrikan isyarat dan pembelajaran walau dalam bentuk yang tidak teraba dan terasa. Namun semua ada dan terselenggara di bumi ini. Kapan kita mencoba tersadar dan mau tahu akan apa yang terjadi disekitar kita. Mencoba untuk mau ikut serta dan sekedar ingin ikut berpartisipasi. Kita memang mahasiswa. Kita memang disini untuk belajar, namun apakah hanya gelar yang ingin kita dapatkan. Banyak pengetahuan tentang kehidupan yang layak dan patut untuk kita pelajari melebihi sededar secarik kertas S1 . karena sesungguhnya kehidupan lebih dari sekedar yang kita tahu , kawan. Kehidupan yang sesungguhnya melebihi dari apa yang kita bayanggkan.
Bukan menggurui bahkan bukan berarti saya sok eksis dengan berkata seperti ini. Tapi setidak ya saya tahu dan ingin berbagi pengetahuan dengan ini. Banyak hal yang bisa kita pelajari. Budaya politik, organisasi, tehnik lobby, dan segala macam kegiatan yang nantinya bisa jadi sebuah evaluasi diri dan bisa di aplikasikan ke arah kehidupan yang sesungguhnya.
Hal lain yang mengusik saya adalah sikap apastis yang sering kali saya lihat dan saya amati. Kawan.. ini bukan jamannya kita duduk diam dan menggerutu pada kebijakan pemerintah. Banyak hal bisa dipikirkan dan bisa kita selesaikan bila kita bergabung, bersatu pada barisan bersama banyak pihak untuk lebih mengetahui apa dan siapa yang sesungguhnya bertanggung jawab terhadap kejadian itu.
Ada banyak keinginan yang bisa tersalurkan kawan, akan ada pahlawan tanpa tanda jasa baru selain guru , yaitu kita.mahasiswa. kaum pemikir tanpa memikirkan apa rakyat tahu kalo mereka kita pikirkan. Apa rakyat bisa sekedar memahami apa demo itu yang sesungguhnya? Apa rakyat bisa sekedar menyambut baik aksi kami di jalan? Dapatkan masyaratkat mengerti kenapa kami demo dan inti masalah yang kami angkat, bukan hanya demo bikin macet, demo bikin kalut, dan demo itu mahasiswa, demo itu anarkis?
Paradigma yang perkembang di masyarakat tentunya pemiliki banyak aspek politik yang menungganginya. Terkadang kepentingan pilitik selalu dijadikan lahan untuk saling menjatuhkan maupun memblow-up seseorang. Bila ada hal lain yang kiranya tidak sesuai langsung ‘cut’ , tak bisa.. macam orde baru saja.
Ketika banyak paradigma di masyarakat. Kitalah pelanjutnya. Pilihan kita. Mau melanjutkan paradigma itu atau mengubahnya dengan paradigma baru yang sesungguhnya dan menjadikannya baik? Keputusan ada di tangan kita?
Dan pertanyaan mendasar dari semua itu..
Siapkah kita disebut agent of change?
Atau lebih kompleks, the creator OF change?
(arma/fe) 

muda bersemangat, tua bijaksana







(arma/fe)

Sekolah Kader Bangsa ~ Menyambut Realita..


Mahasiswa Baru 2011 disambut dengan berbagai kegiatan yang membangun wawasan dan karakter mereka akan dunia kampus. Rangkaian kegiatan mulai dari Program Pengenalan Akademik, Makrab, hingga Unnes Fair digelar untuk mengenalkan kondisi kekampusan kepada mahasiswa. Sedangkan kegiatan yang dikemas khusus untuk menbangun karakter calon pemimpin kampus sangat terbatas. Apalagi kebutuhan akan aktivis yang berkarakter merupakan seuatu yang harus dipenuhi lembaga kemahasiswaan. Training Kader Bangsa (TKB) lahir dalam suasana kampus yang haus akan pengisi pos-pos lembaga kemahasiswaan tersebut. Dalam prosesnya, penekanan TKB yaitu pada penumbuhkan karakter bangsa yang dimiliki Indonesia sejak dahulu.

Sekolah Kader Bangsa (SKB) adalah salah satu pendidikan karakter mahasiswa yang dilaksanakan oleh Departemen Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa (Dept.PSDM) BEM KM Unnes. Dalam prosesnya, SKB memberikan substansi karakter yang harus dimiliki aktivis sebagai bekal awal memasuki dunia kampus sehingga mampu menyikapi fenomena yang ada disekitarnya dengan baik. Bekal tersebut akan bermanfaat ketika mahasiswa aktif pada lembaga kemahasiswaan atau unit kegiatan mahasiswa sehingga mampu beradaptasi lebih tepat.

SKB memiliki alur kaderisasi yang bertahap dimana pada masing-masing tahapakan berbeda konten yang disampaikan. Sesi awal SKB dimulai dengan Training Kader Bangsa (TKB) yang akan di laksanakan pada pertengahan Oktober 2011. TKB memberikan bekal bagi mahasiswa baru untuk memiliki karakter bangsa yang sudah mendarah daging pada jaman dulu. Namun pada satu dekade terakhir mengalami degradasi yang signifikan oleh arus globalisasi. Dengan adanya TKB diharapkan mahasiswa mampu mengenali dirinya sebagai bagian dari bangsa ini untuk dapat berkontribusi melalui aspek profesionalitasnya.

TKB yang berlangsung singkat dilanjutkan dengan sesi berikutnya yaitu SKB yang merupakan inti dari pendidikan karakter mahasiswa. SKB berisi materi-materi kepemimpinan, public speaking, problematika bangsa kontemporer, dan konsep diri. Materi tersebut diberikan dalam waktu 8 kali pertemuan sehingga diharapkan mampu diserap mahasiswa dengan baik. Setelah mengikuti SKB, sudah saatnya anggota yang telah menempuh TKB dan SKB dikukuhkan dalam suatu kegiatan dimana nantinya akan ada beberapa yang dinyatakan gugur dan ada yang dinyatakan lolos.

Rangkaian SKB dibuat mendasarkan pada kebutuhan aktivis pada LK dan UKM yang tengah mengalami masa krisis kader. Apatisme mahasiswa semakin meninggi dengan menurunnya antusiasme mahasiswa mengikuti kegiatan kemahasiswaan mulai dari tingkat jurusan hingga universitas. Krisis aktivis ini dipicu oleh banyak hal diantaranya kemajuan TI sehingga mahasiswa lebih asyik bergelut dengan dunia maya daripada bersosialisasi. Degradasi nilai juga mempengaruhi antusiasme mahasiswa dalam LK. Norma-norma yang berkembang dimasyarakat sudah dikesampingkan sebagian kalangan dengan dalih modernisasi. Sebenarnya menyikapi fenomena ini tidak mesti dari sisi negative saja. Memang mereka memiliki alasan untuk tidak memilih LK sebagai sebuah aktivitas membangun. Alangkah lebih baiknya waktu yang ada dimanfaatkan untuk kegiatan bermanfaat agar kompetensi mahasiswa meningkat.
 (jilvia/fib)

Menanam Mangrove ~ SKB






Sekolah Kader Bangsa (SKB) bukan hanya melakukan gerakan dalam jenjang diskusi maupun menguatan materi tentang kepemudaan namun juga langkah kongkret. demikian adalah beberapa foto saat diadakannya 'Tanam Mangkrove, Perbaiki Alam' yang dilakukan sebagai wujud kongkret dalam kepedulian terhadap lingkungan. (arma/fe)

Indonesia Belum Merdeka


Ada banyak hal yang sepatutnya menjadi hal yang di syukuri dalam hidup . bahkan itu adalah hembusan nafas yang saat ini kita miliki. Coba berapa banyak kita keluarkan saat ada di rumah sakit dan harus dibantu oleh oksigen?

Ketika salah seorang senior berkata ‘ segala macam masalah itu sebenarnya di konsep oleh otak kita, masalah sekecil apapun namun otak mengkonsep besar maka menjadi besar dan beratlah masalah itu , dan sebaliknya pun demikian’. Entah kenapa aku hanya tersenyum saat ia berkata itu dan dia hanya berkata ‘ senyum itu tanda mengiyakan’ tambahnya kemudian.

Sungguh hal yang sama terjadi di banyak orang. Bagaimana kita selama ini kadang berpikir terlalu ‘mendramatisir’ masalah dan apa yang terjadi di sekitar kita. Kita terkondisikan untuk berpikir hal-hal yang kecil dan sepele sehingga hanya berkutat dengan masalah kecil saja sudah uring-uringan.

Pengkondisian atau mengkonsep pemikiran kita atau lebih familiar disebut ‘mind set’ itu sama pentingnya dengan mencari solusi masalah. Bahkan mengkondisikan pemikiran kita itu lebih utama dilakukan. Saat kita telah mengkondisikan pemikiran kita dengan pemikiran dan masalah yang besar dan pemikiran serta mimpi yang besar, maka masalah kecil bukanlah hal yang perlu kita anggap berat. Bukan berarti meremehkan masalah , namun tidak menjadikannya beban berarti yang membuat kita lumpuh hanya karena hal yang belum seberapa dari apa yang kita bisa selesaikan.

Sebagian besar dari kita hanya berpikir dan berkutat dengan pemikiran sekitar . masalah masalah tentang ‘ aku’ tanpa berpikir bahwa ada masalah yang jauh lebih penting dari itu, masalah  tentang kami, kita , gerakan bahkan dunia. Dan mahasiswa bukanlah orang yang memiliki pemikiran yang hanya memikirkan hal-hal yang dalam tingkat ‘aku’ , kita adalah kelompok dengan tempat strategis untuk mengutarakan perubahan dan pelakuperubahan serta adalah seorang yang bertanggung jawab pada perubahan itu.

‘Agen of change’ mungkin kanya tersengar sebagai agent saja. Hanya kelompok yang melaksanakan perubahan , tanpa tahu apa yang berubah tanpa berpikir bagaimana berubah, mengapa berubah dan bagaimana setelah perubahan itu terjadi. Mungkin itu yang menyebabkan Reformasi 98 hanya sebuah perubahan yang ‘mungkin’ memang berubah. Namun pematik perubahan itu siapa dan bagaimana keadaan setelah perubahan itu sendiri belum terkendali.

Oleh karena itu banyak hal yang menjadi PR kita bersama dalam menghadapi gelombang perubahan yang harus segera di lakukan. Bukan saatnya mahasiswa diam. Gerahan kecil yang bermanfaat harus dibangun. Karena gerakan besar diawali dengan hal yang kecil. Pembuktian bahwa mahasiswa bukan hanya sebagai agent saja, namun juga pencipta perubahan dan sosok yang bertanggung jawab untuk mengelola keadaan selepas perubahan itu terjadi.

Jauh pemikiran kita tentang perubahan dan negeri yang bebas dari penjajahan belum berakhir ketika negara kita proklamasi tahun 1945. Faktanya kita masih di jajah secara moral dan ekonomi serta budaya dan lain sebagainya. Bangsa Indonesia belum berdeka tentang aset bangsa yang masih dikuasai oleh pihak asing. Indonesia belum merdeka saat KKN masih merasa di segala sendi kehidupan. Indonesia belum merdeka saat masih ada yang tinggal di kolong jembatan sementara yang lain melah mabuk-mabukan di gedung bertingkat.

Indonesia belum merdeka.

Semarang, 6 agustus 2011
23 : 19 PM

(arma/fe)

Sudut Kamera


Training Kader Bangsa TKB Angkatan 2 : yang di buka oleh Bapak Masrukhi (PR 3)


Muhammad nur Sodiq (Presiden Mahasiswa 2009) mendukung pelaksanaan TKB dengan terjun langsung dalam pelaksanaannya.



Demikian adalah wajah-wajah penuh semangat untuk mencari pengalaman dan pengetahuan.
(arma/fe)

Training Kader Bangsa (TKB) BEMKM UNNES


Training Kader Bangsa (TKB) BEMKM UNNES

mahasiswa adalah sebutan yang mengusung banyak pokok dan sisi intelektual yang dinantikan kentribusinya. dalam jenjang pendidikan mahasiswa bukan hanya sekedar jenjang sekolah untuk sekedar penerus pendidikan namun lebih jauh jenjang adalah pengapdian pada masyarakat. Intelektual mahasiswa bukan hanya di letakkan pada bagaimana kita dapat mengkombinasikan pemikiran dan dan kesadaran pada situasi yang terjadi di masyarakat. dalam hal ini mahasiswa memiliki peran pokok bagaimana dapat menjadi penyokong perubahan keadaan dan situasi ke arah yang lebih baik dan melakukan perbaikan.

Dengan landasan itulah terbentung Training Kader Bangsa (TKB) yang merupakan pintu masuk untuk kemudian masuk di Sekolah Kader Bangsa (SKB) . Dengan kurikulum yang mengkombinasikan peran pemuda dalam agen intelektual dan pengapdian pada masyarakat serta pergerakan mahasiswa. dalam TKB akan di berikan pengetahuan dan bekal akan banyak pengetahuan mengenai kemahasiswaan dan kepemimpinan. Dalam berbagai aspek yang nantinya akan membantu dalam bagaimana mahasiswa terjun ke berbagai lembaga kemahasiswaan maupun masyarakat. 

TKB yang di laksanakan pada awal tahuan ajaran baru untuk mahasiswa yang menginjak semester pertama di kampus bertujuan untuk memberikan bekal dan landasan akan kehidupan kampus dan bagaimana menyikapnya. bukan hanya sekedar training biasa, dengan berbagai pokok bahasan dan kurikulum dan pemateri yang luar biasa training ini menjanjikan pengalaman tak terlupakan bagai mahasiswa yang tengah semangat mencari pengalaman dan jati diri. 

Dan akhirnya, BEMKM UNNES  melalui SKB akan menyiapkan kader bangsa yang dapat berkontribusi bukan hanya dalam sisi intelektual dan pergerakan mahasiswa namun juga pengapdian kepada masyarakat. dengan niat yang baik dan dukungan semua pihak serta semangat belajar yang tinggi dari mahasiswa baru tujuan tersebut di ikhtiarkan. (arma/fe)

Sekolah Kader Bangsa ~


MENILIK SEKOLAH KADER BANGSA, KINI

Krisis multidimensi bangsa ini sudah sangat demikian parah sehingga melahirkan berbagai permasalahan diantaranya kemiskinan, pengangguran, KKN, kejahatan dsb. Begitu kompleksnya problematika bangsa Indonesia sehingga membutuhkan pemimpin intelektual yang bermoral. Dalam mempersiapkan pemimpin muda yang memahami kebutuhan nyata bangsa ini tentu bukan tanggungjawab pemerintah saja, namun kita memiliki andil untuk turut serta mempersiapkan pemimpin muda yang diharapkan bangsa. Berawal dari pandangan kebangsaan itulah timbul sebuah keinginan untuk sama-sama mencerdaskan mahasiswa dengan menyelenggarakan pendidikan bagi calon kader bangsa untuk membentuk karakter mereka. Kampus sebagai salah satu lembaga penyelenggara pendidikan adalah tempat yang produktif untuk memupuk karakter pemimpin muda Indonesia yang intelek dan bermoral.

Lembaga kemahasiswaan pun membutuhkan adanya pencerdas kader yang menawarkan kader berkompeten dalam pemenuhan pos-pos LK. Sekolah kader bangsa merupakan BSO BEM KM Unnes yang dirintis sejak tahun 2009. Pada kabinet pelangi, Departemen PSDM BEM KM meluncurkan Training Kader Bangsa yang memiliki tujuan sebagai iron stock kader aktivis LK. Tujuan itu tercapai dengan sambutan yang cukup menggembirakan dengan 53 peserta pengukuhan yang telah melalui training dan proses seleksi. Hingga angkatan kedua pada kepengurusan BEM KM 2010, SKB telah melahirkan 99 mahasiswa pengisi pos-pos kelembagaan diberbagai lini. Sejarah panjang SKB tentu diiringi dengan berbagai kendala diantaranya kesibukan anggota di LK amanah, mundurnya anggota dari aktivitas kemahasiswaan, SDM dari Departemen PSDM yang belum maksimal dan sebagainya. Kendala tersebut tidak serta merta melemahkan posisi SKB sebagai BSO yang mulai memiliki bargaining position di kampus. Awal tahun ajaran baru menjadi langkah SKB untuk semakin mengokohkan diri sebagai salah satu proses pendidikan mahasiswa dimana akan membekali mereka dengan kompetensi aktivis.

SKB diselenggarakan dalam rangka pemenuhan kebutuhan akan aktivis yang dirasa kurang memiliki kompetensi yang memadai. Dalam hal ini, anggota dibekali berbagai kompetensi yang mutlak dimiliki aktivis seperti public speaking, wawasan kebangsaan, administrasi dan anggaran, problematika bangsa dll. Pemenuhan kebutuhan aktivis kampus sudah tercapai dengan terserapnya alumni SKB dalam LK baik ditataran jurusan, fakultas maupun universitas.
Dalam perkembangan selanjutnya, SKB bukan badan yang kemudian stagnan pada perjalanan karirnya. SKB membutuhkan inovasi untuk menyempurnakan kondisi internal sehingga mampu memberikan fasilitas bagi anggota memperkaya kompetensi dan memenuhi kebutuhan kekampusan secara fungsional. Peran alumnus menjadi penting tatkala berhadapan dengan pengembangan tata kelola organisasi. Bekal yang didapatkan dari proses pendidikan selama 8 kali pertemuan merupakan modal dasar untuk memperbaiki dan meningkatkan pengelolaan sistem yang ada didalamnya. Optimalisasi peran inilah yang harus disadari alumnus SKB angkatan kedua saat ini.

Tulisan ini didedikasikan penuh pada pemimpin muda Indonesia selanjutnya, khususnya untuk :
Randy K. Chorul Amin. Citra Febriyanti. Mustafirin. Eva Agustiana. Evi Agustiani. Abdul Bakhirnudin. M Reza. Adi Sucahyanto. ---thank’s for experience all over the time, inspiring to fight, give the support more, more and more----

M Affif. Ali Arto. Ifa L. Wahyuli Ambar. Arma Setyo. Bhekti K. Eko A. Nauval I. Fathul R. Farisya P. Ana Nisa. Nurhafidhoh. Rizal F. Ribka. Rika. Nicky Surya. Ishlah. Syahrul. ---thank’s for your dedication to SKB from beginning till now, keep the other in our circle for Smile of Indonesia

Mohon maaf untuk yang belum tersebutkan namanya, dedikasi teman-teman tidak kalah hebatnya denagn yang lain.
n_